Sabtu, 29 April 2017

Hello?

Diposting oleh Story Of My Life di 21.36

Sore ini tampak sepasang pemuda sedang terduduk disalah satu bangku di taman. Sang gadis terlihat murung, begitu pula sang pria, mereka sudah terdiam seperti ini cukup lama. Terlalu sibuk dengan pikiran masing-masing, sampai akhirnya sang gadis membuka kembali pembicaraan.
Yeri        : “Kamu serius?”
Mino     : “Ya, kamu tau aku tak mungkin tinggal disini sendiri.”
Yeri        : “Tapi kamu bisa tinggal dirumah temanmu.”
Mino     : “Aku tidak ingin merepotkan orang lain.”
Yeri        : “Benar.”

Suasananya kembali sunyi, hanya terdengar burung-burung yang menemani pertemuan mereka. Atau mungkin perpisahan.

Mino     : “Maaf.”
Yeri        : “Tak apa. Bukan salahmu.”
Mino     : “……..”
Yeri        : “Bagaimana dengan hubungan kita?”
Mino     : “Kita tak mungkin memaksakannya kan?”
Yeri        : “Tapi aku tak masalah dengan hubungan jarak jauh.”
Mino     : “Tidak. Itu terlalu tak mungkin.”
Yeri        : “Kau masih bisa kesini untuk menemuiku saat kamu tidak sibuk”
Mino     : “Tidak semudah itu. Kamu tau batam itu jauh.”
Yeri        : “Lalu apa yang harus kita lakukan?”
Mino     : “Emmm.. istirahat. Hanya mengistirahatkan hubungan kita.”
Yeri        : “Tapi itu terlalu tidak pasti.”
Mino     : “Aku yakin jika kita ditakdirkan untuk bersama, kita pasti akan bertemu lagi. Kapanpun itu.”
Yeri        : “Ya, kau benar.”

Mulai terdengar isakan dari mulut sang gadis

Mino     : “Maaf.”
Yeri        : “Untuk apa lagi?”
Mino     : “Semuanya, semua yang telah aku lakukan padamu. Semua perbuatanku yang menyakiti hatimu, membuatmu menangis. Aku tau aku pernah melakukannya, bahkan mungkin terlampau sering. Maaf.”
Yeri        : “Jangan berbicara seperti itu. Itu membuatku lebih susah untuk melepaskanmu.”
Mino     : “Tidak. Aku serius. Aku sungguh minta maaf.”
Yeri        : “…..”
Mino     : “Jangan menangis.”
Yeri        : “Bagaimana bisa? Aku akan merindukanmu.”
Mino     : “Aku juga, aku pasti akan sangat merindukanmu. Senyum manismu, mata indahmu, tawamu yang sudah seperti music ditelingaku, semuanya. Aku akan merindukan semuanya.”
Yeri        : “……..”
Mino     : “Jangan menangis. Kumohon jangan menangis. Kini saatnya aku untuk menangis. Aku akan melakukannya untukmu.”
Yeri        : “Lalu aku harus apa?”
Mino     : “Berbahagialah. Ingatlah, nanti saat kau memiliki waktu yang berat gantilah air matamu dengan senyuman.”
Yeri        : “Ya, aku akan mengingatnya. Meski aku tidak yakin aku bisa melakukannya dengan baik  tanpa semangat darimu.”
Mino     : “Hey, aku akan selalu menyemangatimu. Dari jauh sana. Aku janji”
Yeri        : “Aku tidak percaya aku akan mempercayai janjimu. Tapi sekarang aku mempercayainya. Hebat bukan? Haha.”

Gadis itu tertawa masam bersamaan dengan meluncurnya satu tetes cairan bening dari mata sang pria, perkatan gadis itu membuat hatinya sakit mengingat hal yang dulu ia lakukan terhadap gadisnya. Mengingkar janji.

Mino     : “Aku akan memegang janjiku kali ini. Aku serius. Aku tak ingin menyakitimu lagi.”
Yeri        : “Ya, semoga yang kali ini benar. Aku akan mempercayaimu.”
Mino     : “Maaf. Jangan menangis lagi, jangan menangis tanpaku. Karena mulai sekarang aku tak bisa meminjamkan bahuku lagi. ”
Yeri        : “Sungguh aku juga tidak ingin menangis, tetapi susana yang selalu membuatku seperti ini.”
Mino     : “Aku juga benci suasana ini. Aku benci mengatakan ini, tapi.. selamat tinggal.”
Yeri        : “Jangan. Jika itu terlalu sulit untuk mengatakan selamat tinggal, itu akan lebih mudah untuk mengatakan hello”
Mino     : “Kenapa Hello?”

Gadis itu kini mulai tersenyum. Wajahnya tidak semurung sebelumnya.

Yeri        : “Karena itu berarti, walaupun kita akan berpisah, kita akan bertemu lagi nanti kan? Mungkin bukan di dunia yang sekarang, tetapi dunia yang selanjutnya.”
Mino     : “Ya. Benar.”
Yeri        : “Sesungguhnya didunia ini itu tidak ada perpisahan. Jika kami mengucapkan selamat tinggal, tanpa kami ketahui kami pasti akan bertemu lagi, kapanpun. Perpisahan itu tidak ada. Apapun yang kami lakukan, kemanapun kami pergi, kita pasti akan bertemu lagi. Walau terkadang, sesuatu yang telah pergi, meskipun ia kembal, ia tak akan pernah sama lagi”
Mino     : “hmm lalu, apakah sekarang saat yang tepat untuk mengucapkan hello padamu? Karena aku tak bisa mengatakan selamat tinggal, karena selamat tinggal berarti melupakan. Aku tak akan melupakanmu, haruskah aku berkata hello?”

Yeri tersenyum sambil mengangguk. Dan keduanya  dengan kompak berkata,
“Hello!”
Sambil tersenyum. Mungkin sebentar lagi mereka akan berpisah. Tapi mereka yakin, kapanpun itu mereka pasti akan bertemu kembali mungkin bukan di dunia yang sekarang ini. Mungkin dalam kondisi yang berbeda.





3 tahun kemudian..

Yeri        : “Tidak kusangka, hari ini tepat ke 21 tahunnya aku melihat dunia ini. Sungguh mengesankan, aku sudah dewasa sekarang”

Ia mengganti pakaiannya menjadi dress selutut dengan motif bunga ditambah cardigan yang pas dibadannya. Rambut coklatnya ia biarkan terurai dengan indah, ia hanya memasang 1 jepitan berbentuk pita di sebalah kananya membuat penampilannya tampak lebih sempurna.

Yeri        : “Aku akan merayakan ulang tahunku kali ini. Aku akan berbahagia, seperti katamu itu..

Gadis itu berjalan jalan di kota dengan riang. Sampai akhirnya ia melihat seseorang yang sangat familiar, seseorang yang sudah sangat lama tak ia lihat namun masih sangat familiar. Seseorang yang sangat ia rindukan. Ia tak mungkin salah lihat. Itu Mino, seseorang yang sangat ia sayangi, bahkan setelah 3 tahun..

Yeri        : “Mino!!!” /menghampiri sang pria/
Yeri        : “Hey Mino sejak kapan kau kembali ke Jakarta? Mengapa kau tak bilang padaku? “

Sang pria tak menggubrisnya. Mino tetap berjalan melewati Yeri. Dan pakaiannya. Aneh. Ada apa dengan pakaiannya?

Yeri           : “Hey kenapa kau diam saja? Dan ada apa dengan pakaianmu? Kau ingin pergi kemana?”

Mino tetap tak menghiraukannya. Yeri bingung, tentu saja. Namun ia langsung ingat bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya. Ia berpikir mino pasti sedang mengerjainya, ia ingin membuat surprise tetapi malah ketahuan ditengah jalan begini, makannya ia tak menggubrisnya.

Yeri        : “Ah baikalah jika kau seperti ini, terserahmu saja!”

Yeri berpura pura meninggalkan Mino walau sebenarnya dia justru mengikuti Mino, ia penasaran akan kemana si pria yang sangat ia rindukan itu.
                Ternyata Mino pergi kesuatu tempat, entah apa. Tetapi yang jelas disitu ada banyak orang, ada ke dua orang tuanya dan saudara-saudaranya. Serta teman temannya dan sisanya ia tak terlalu kenal.

Yeri        : “Apa apaan ini? Bahkan mereka mengadakan pesta tanpa mengundang pemeran utamanya. Oh surprise apa lagi ini?”

Tetapi tunggu, mengapa mereka semua menangis? Bahkan Mino? Ia menangis? Kenapa? Ibu dan Ayah juga. Harusnyakan mereka semua bahagia. Oh ayolahh hari ini kan hari yang bahagia untuk Yeri. Akhirnya Yeri memutuskan untuk menghampiri kedua orang tuanya.

Yeri        : “Ibu! Mengapa ibu menangis? Hari ini kan hari ulang tahunku!”

Ibunya juga tidak menggubrisnya.

Yeri        : “Ya ampun, sudahlah aktingnya. Aku sudah mengetahuinya. Ngapain masih ngediemin aku? Ini sudah tidak seru!”
Akhirnya ia memutuskan untuk mencari Mino, ia sudah lelah dengan semuanya yang mencuekinya padahal ia adalah pemeran utama pada hari ini. Ia terus mencari Mino diantara semua orang. Tidak ada. Lalu ia memasuki sebuah lorong yang sepanjang dindingnya ditempeli cermin.

Yeri        : “Ah kebetulan. Make up ku pasti sudah hancur.” /mengeluarkan bedak dari tasnya/

DEG..
Cermin itu. Cerminnya aneh. Semua, semua orang terlihat jelas di cermin itu. Kecuali dirinya. Dirinya tidak terlihat dicermin itu. Bagaimana bisa?
Ia melihat kesekeliling terdapat banyak rangkaian bunga, dan semua orang memakai pakaian hitam. Tubuhnya bergetar sangat kencang, sampai akhirnya ia melihat sebuah tulisan ‘Peringatan 1 tahun kematian Kim Yerim’

Yeri        : “Tidak. Ini tidak benar.”

Ia langsung berlari melewati lorong itu dan memasuki sebuar ruangan. Ada Mino disana, ia sedang menangis. Terisak sangat kencang. Dan pada salah satu dinding ruangan itu terdapat sebuah satu foto besar. Foto itu. Itu foto dirinya.

Yeri        : “Tidak mungkin. Jadi ini alasan semua orang tak menggubris ku? Aku.. telah.. meninggal? Tepat dihari ulang tahunku? Bagaimana bisa?”

Mino     : “Mengapa semuanya menjadi seperti ini?  Aku tau semuanya mempunya akhir. Aku hanya tidak tau akan secepat ini akhirnya. Mengapa ini sangat sakit? Hari ini bahkan telah 1 tahun aku tak mendengar suaramu, tetapi mengapa rasanya seperti pertma kali? Sangat sakit, Yeri.”
Yeri        : “Tidak Mino. Aku disini. Ini semua belum berakhir, aku masih bisa mendengar suaramu!”
Mino     : “Aku bahkan sangat takut sekarang. Aku akan berjalan sendiri di dunia yang fana ini.”
Yeri        : “Aku bahkan lebih takut darimu! Aku benar-benar takut. Bahkan untuk menmejamkan mata. Aku takut saat aku kembali membuka mataku, kau sudah tak disini. Aku takut semuanya berubah.”
Mino     : “Aku masih ingat perkataanmu. Aku taakan mengucapkan selamt tinggal. Aku mencintaimu Yeri. Hello!”
Yeri        : “Hello! Aku juga mencintaimu Mino”



Tahukan kamu? Saat kamu mempunyai sesuatu yang sangat kamu cintai, kamu harus tau bagaimana cara untuk melepasnya. Dan saat itu sudah terlepas, lihatlah, jika itu kembali, maka itu memang milikmu. Jika tidak, maka itu memang tidak akan pernah ditakdirkan  menjadi milikmu.


***

Iseng iseng berhadiah ini sebnernya tugas drama bahasa indonesia saya, tapi berhubung tokohnya nama idol yaudah sebut saja ini fanfic bergenre angst dimana yeri dan mino sebagai pemeran utama. lol ku kan kembali dengan cerita lainnya insyaallah jika ada waktu untuk menulis. uh-uh bye

0 komentar:

Posting Komentar

 

Story Of My Life Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos