Sore ini tampak sepasang pemuda
sedang terduduk disalah satu bangku di taman. Sang gadis terlihat murung,
begitu pula sang pria, mereka sudah terdiam seperti ini cukup lama. Terlalu
sibuk dengan pikiran masing-masing, sampai akhirnya sang gadis membuka kembali
pembicaraan.
Yeri : “Kamu serius?”
Mino : “Ya, kamu tau aku tak
mungkin tinggal disini sendiri.”
Yeri : “Tapi kamu bisa
tinggal dirumah temanmu.”
Mino : “Aku tidak ingin
merepotkan orang lain.”
Yeri : “Benar.”
Suasananya kembali sunyi, hanya terdengar burung-burung yang menemani
pertemuan mereka. Atau mungkin perpisahan.
Mino : “Maaf.”
Yeri : “Tak apa. Bukan
salahmu.”
Mino : “……..”
Yeri : “Bagaimana dengan
hubungan kita?”
Mino : “Kita tak mungkin
memaksakannya kan?”
Yeri : “Tapi aku tak
masalah dengan hubungan jarak jauh.”
Mino : “Tidak. Itu terlalu tak
mungkin.”
Yeri : “Kau masih bisa
kesini untuk menemuiku saat kamu tidak sibuk”
Mino : “Tidak semudah itu.
Kamu tau batam itu jauh.”
Yeri : “Lalu apa yang harus
kita lakukan?”
Mino : “Emmm.. istirahat.
Hanya mengistirahatkan hubungan kita.”
Yeri : “Tapi itu terlalu
tidak pasti.”
Mino : “Aku yakin jika kita
ditakdirkan untuk bersama, kita pasti akan bertemu lagi. Kapanpun itu.”
Yeri : “Ya, kau benar.”
Mulai terdengar isakan dari mulut sang gadis
Mino : “Maaf.”
Yeri : “Untuk apa lagi?”
Mino : “Semuanya, semua yang
telah aku lakukan padamu. Semua perbuatanku yang menyakiti hatimu, membuatmu
menangis. Aku tau aku pernah melakukannya, bahkan mungkin terlampau sering.
Maaf.”
Yeri : “Jangan berbicara
seperti itu. Itu membuatku lebih susah untuk melepaskanmu.”
Mino : “Tidak. Aku serius. Aku
sungguh minta maaf.”
Yeri : “…..”
Mino : “Jangan menangis.”
Yeri : “Bagaimana bisa? Aku
akan merindukanmu.”
Mino : “Aku juga, aku pasti
akan sangat merindukanmu. Senyum manismu, mata indahmu, tawamu yang sudah
seperti music ditelingaku, semuanya. Aku akan merindukan semuanya.”
Yeri : “……..”
Mino : “Jangan menangis.
Kumohon jangan menangis. Kini saatnya aku untuk menangis. Aku akan melakukannya
untukmu.”
Yeri : “Lalu aku harus
apa?”
Mino : “Berbahagialah. Ingatlah,
nanti saat kau memiliki waktu yang berat gantilah air matamu dengan senyuman.”
Yeri : “Ya, aku akan
mengingatnya. Meski aku tidak yakin aku bisa melakukannya dengan baik tanpa semangat darimu.”
Mino : “Hey, aku akan selalu
menyemangatimu. Dari jauh sana. Aku janji”
Yeri : “Aku tidak percaya
aku akan mempercayai janjimu. Tapi sekarang aku mempercayainya. Hebat bukan?
Haha.”
Gadis itu tertawa masam bersamaan dengan meluncurnya satu tetes cairan
bening dari mata sang pria, perkatan gadis itu membuat hatinya sakit mengingat
hal yang dulu ia lakukan terhadap gadisnya. Mengingkar janji.
Mino : “Aku akan memegang
janjiku kali ini. Aku serius. Aku tak ingin menyakitimu lagi.”
Yeri : “Ya, semoga yang
kali ini benar. Aku akan mempercayaimu.”
Mino : “Maaf. Jangan menangis
lagi, jangan menangis tanpaku. Karena mulai sekarang aku tak bisa meminjamkan
bahuku lagi. ”
Yeri : “Sungguh aku juga
tidak ingin menangis, tetapi susana yang selalu membuatku seperti ini.”
Mino : “Aku juga benci suasana
ini. Aku benci mengatakan ini, tapi.. selamat tinggal.”
Yeri : “Jangan. Jika itu
terlalu sulit untuk mengatakan selamat tinggal, itu akan lebih mudah untuk
mengatakan hello”
Mino : “Kenapa Hello?”
Gadis itu kini mulai tersenyum. Wajahnya tidak semurung sebelumnya.
Yeri : “Karena itu berarti,
walaupun kita akan berpisah, kita akan bertemu lagi nanti kan? Mungkin bukan di
dunia yang sekarang, tetapi dunia yang selanjutnya.”
Mino : “Ya. Benar.”
Yeri : “Sesungguhnya
didunia ini itu tidak ada perpisahan. Jika kami mengucapkan selamat tinggal,
tanpa kami ketahui kami pasti akan bertemu lagi, kapanpun. Perpisahan itu tidak
ada. Apapun yang kami lakukan, kemanapun kami pergi, kita pasti akan bertemu
lagi. Walau terkadang, sesuatu yang telah pergi, meskipun ia kembal, ia tak
akan pernah sama lagi”
Mino : “hmm lalu, apakah
sekarang saat yang tepat untuk mengucapkan hello padamu? Karena aku tak bisa
mengatakan selamat tinggal, karena selamat tinggal berarti melupakan. Aku tak
akan melupakanmu, haruskah aku berkata hello?”
Yeri tersenyum sambil mengangguk. Dan keduanya dengan kompak berkata,
“Hello!”
Sambil tersenyum. Mungkin sebentar lagi mereka akan berpisah. Tapi
mereka yakin, kapanpun itu mereka pasti akan bertemu kembali mungkin bukan di
dunia yang sekarang ini. Mungkin dalam kondisi yang berbeda.
3 tahun kemudian..
Yeri : “Tidak kusangka, hari ini tepat ke 21
tahunnya aku melihat dunia ini. Sungguh mengesankan, aku sudah dewasa sekarang”
Ia mengganti pakaiannya menjadi dress selutut dengan motif bunga
ditambah cardigan yang pas dibadannya. Rambut coklatnya ia biarkan terurai
dengan indah, ia hanya memasang 1 jepitan berbentuk pita di sebalah kananya
membuat penampilannya tampak lebih sempurna.
Yeri : “Aku akan merayakan
ulang tahunku kali ini. Aku akan berbahagia,
seperti katamu itu..”
Gadis itu berjalan jalan di kota dengan riang. Sampai akhirnya ia
melihat seseorang yang sangat familiar, seseorang yang sudah sangat lama tak ia
lihat namun masih sangat familiar. Seseorang yang sangat ia rindukan. Ia tak
mungkin salah lihat. Itu Mino, seseorang yang sangat ia sayangi, bahkan setelah
3 tahun..
Yeri : “Mino!!!” /menghampiri sang pria/
Yeri : “Hey Mino sejak
kapan kau kembali ke Jakarta? Mengapa kau tak bilang padaku? “
Sang pria tak menggubrisnya. Mino tetap berjalan melewati Yeri. Dan
pakaiannya. Aneh. Ada apa dengan pakaiannya?
Yeri : “Hey kenapa kau
diam saja? Dan ada apa dengan pakaianmu? Kau ingin pergi kemana?”
Mino tetap tak menghiraukannya. Yeri bingung, tentu saja. Namun ia
langsung ingat bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya. Ia berpikir mino
pasti sedang mengerjainya, ia ingin membuat surprise tetapi malah ketahuan ditengah
jalan begini, makannya ia tak menggubrisnya.
Yeri : “Ah baikalah jika
kau seperti ini, terserahmu saja!”
Yeri berpura pura meninggalkan Mino walau sebenarnya dia justru
mengikuti Mino, ia penasaran akan kemana si pria yang sangat ia rindukan itu.
Ternyata Mino
pergi kesuatu tempat, entah apa. Tetapi yang jelas disitu ada banyak orang, ada
ke dua orang tuanya dan saudara-saudaranya. Serta teman temannya dan sisanya ia
tak terlalu kenal.
Yeri : “Apa apaan ini? Bahkan mereka
mengadakan pesta tanpa mengundang pemeran utamanya. Oh surprise apa lagi ini?”
Tetapi tunggu, mengapa mereka semua menangis? Bahkan Mino? Ia menangis?
Kenapa? Ibu dan Ayah juga. Harusnyakan mereka semua bahagia. Oh ayolahh hari
ini kan hari yang bahagia untuk Yeri. Akhirnya Yeri memutuskan untuk
menghampiri kedua orang tuanya.
Yeri : “Ibu! Mengapa ibu
menangis? Hari ini kan hari ulang tahunku!”
Ibunya juga tidak menggubrisnya.
Yeri : “Ya ampun, sudahlah aktingnya. Aku
sudah mengetahuinya. Ngapain masih ngediemin aku? Ini sudah tidak seru!”
Akhirnya ia memutuskan untuk mencari Mino, ia sudah lelah dengan
semuanya yang mencuekinya padahal ia adalah pemeran utama pada hari ini. Ia
terus mencari Mino diantara semua orang. Tidak ada. Lalu ia memasuki sebuah
lorong yang sepanjang dindingnya ditempeli cermin.
Yeri : “Ah kebetulan. Make
up ku pasti sudah hancur.” /mengeluarkan
bedak dari tasnya/
DEG..
Cermin itu. Cerminnya aneh. Semua, semua orang terlihat jelas di cermin
itu. Kecuali dirinya. Dirinya tidak terlihat dicermin itu. Bagaimana bisa?
Ia melihat kesekeliling terdapat banyak rangkaian bunga, dan semua
orang memakai pakaian hitam. Tubuhnya bergetar sangat kencang, sampai akhirnya
ia melihat sebuah tulisan ‘Peringatan 1
tahun kematian Kim Yerim’
Yeri : “Tidak. Ini tidak
benar.”
Ia langsung berlari melewati lorong itu dan memasuki sebuar ruangan.
Ada Mino disana, ia sedang menangis. Terisak sangat kencang. Dan pada salah
satu dinding ruangan itu terdapat sebuah satu foto besar. Foto itu. Itu foto
dirinya.
Yeri : “Tidak mungkin. Jadi ini alasan semua
orang tak menggubris ku? Aku.. telah.. meninggal? Tepat dihari ulang tahunku?
Bagaimana bisa?”
Mino : “Mengapa semuanya menjadi seperti
ini? Aku tau semuanya mempunya akhir.
Aku hanya tidak tau akan secepat ini akhirnya. Mengapa ini sangat sakit? Hari
ini bahkan telah 1 tahun aku tak mendengar suaramu, tetapi mengapa rasanya
seperti pertma kali? Sangat sakit, Yeri.”
Yeri : “Tidak Mino. Aku disini. Ini semua belum
berakhir, aku masih bisa mendengar suaramu!”
Mino : “Aku bahkan sangat takut sekarang. Aku
akan berjalan sendiri di dunia yang fana ini.”
Yeri : “Aku bahkan lebih takut darimu! Aku
benar-benar takut. Bahkan untuk menmejamkan mata. Aku takut saat aku kembali
membuka mataku, kau sudah tak disini. Aku takut semuanya berubah.”
Mino : “Aku masih ingat perkataanmu. Aku taakan
mengucapkan selamt tinggal. Aku mencintaimu Yeri. Hello!”
Yeri : “Hello! Aku juga
mencintaimu Mino”
Tahukan kamu? Saat kamu mempunyai
sesuatu yang sangat kamu cintai, kamu harus tau bagaimana cara untuk
melepasnya. Dan saat itu sudah terlepas, lihatlah, jika itu kembali, maka itu
memang milikmu. Jika tidak, maka itu memang tidak akan pernah ditakdirkan menjadi milikmu.
***
Iseng iseng berhadiah ini sebnernya tugas drama bahasa indonesia saya, tapi berhubung tokohnya nama idol yaudah sebut saja ini fanfic bergenre angst dimana yeri dan mino sebagai pemeran utama. lol ku kan kembali dengan cerita lainnya insyaallah jika ada waktu untuk menulis. uh-uh bye